Minggu, 10 April 2011

Salah Satu Jalan Menuju Financial Freedom

Prinsip 1: The Risk-Return Trade Off

Kita tidak akan mau menanggung tambahan risiko kecuali kita berharap akan mendapat kompensasi tambahan imbal hasil [return].

Investor menuntut return minimal agar ia mau menunda konsumsinya sekarang dan menggunakan uangnya untuk investasi. Setidaknya return minimal tersebut lebih besar dari tingkat inflasi yang diantisipasi oleh investor tersebut.

Ada banyak alternatif investasi dan setiap alternatif tersebut mempunyai risiko dan return harapan yang berbeda-beda.

Hubungan risiko dan return harapan adalah:

§ High risk and high expected return

§ Low risk and low expected return

Hubungan risk-return ini merupakan konsep kunci dalam menghitung nilai: saham, bond, usulan proyek investasi, dan lain-lain.

Prinsip 2: Time Value of Money

Rp. 1 jt [Satu juta rupiah] uang yang kita terima saat ini lebih tinggi nilainya dari Rp. 1 jt yang diterima di waktu mendatang. Hal ini disebabkan karena Rp. 1 jt yang diterima saat ini dapat diinvestasikan sehingga uang tersebut akan menerima interest [bunga] dan di waktu mendatang nilainya sudah lebih besar dari Rp. 1 jt.

Uang yang diterima lebih awal akan lebih berharga daripada uang yang sama besar bila diterima lebih akhir.

Untuk mengukur wealth atau value, kita akan menggunakan konsep time value of money untuk membawa manfaat di periode mendatang ke periode sekarang. Bilabenefit yang diterima lebih besar dari costnya, maka proyek investasi tersebutmenciptakan nilai. Bila benefit yang diterima lebih kecil dari costnya maka proyek investasi tersebut tidak menciptakan nilai.

Prinsip 3: Cash-Not Profit-Is King

Kas lebih utama dibandingkan keuntungan. Dalam mengukur wealth atau value, kita menggunakan cash flows [arus kas] dan bukan accounting profit. Hal ini berarti perusahaan akan lebih memperhatikan pertanyaan-pertanyaan seperti: ‘Kapan uang tunai ada di tangan?’, ‘Kapan perusahaan dapat meninvestasikan uang tunai?’, ‘Kapan perusahaan dapat membayar dividen?’, dan lain-lain.

Accounting profit dicatat saat profit itu dihasilkan, bukan saat uang tunai benar-benar diterima. Cash flows perusahaan tidak sama dengan accounting profit perusahaan.

Cash inflows [arus kas masuk] dan cash outflows [arus kas keluar] adalah mengenai uang tunai masuk dan keluar dari perusahaan.

Prinsip 4: Incremental Cash Flows

Yang harus dihitung adalah perubahan arus kas. Incremental cash flows adalah selisihantara arus kas bila suatu proyek investasi dilaksanakan versus arus kas bila proyek investasi tersebut tidak dilaksanakan.

Prinsip 5: The Curse of Competitive Market

Mengapa sulit mencari proyek investasi yang memberikan keuntungan sangat besar? Penjelasan mengenai hal ini adalah: bila suatu investasi menghasilkan profit yang sangat besar, maka profit yang sangat besar akan mengundang investor-investor lain untuk berusaha di bidang yang sama sehingga akan menurunkan profit ke tingkat required rate of return. Demikian juga sebaliknya, bila suatu profit dalam suatu industri berada di bawah required rate of return maka akan ada perusahaan yang keluar dari industri tersebut.

Prinsip 6: Efficient Capital MarketThe market are quick and the prices are right.

Capital market [pasar modal] adalah semua institusi dan prosedur yang memfasilitasi transaksi instrumen keuangan jangka panjang [long term financial instrument]

Efficient market is a market in which the values of all assets and securities at any instant in time fully reflect all available public information.

Implikasi dari pasar modal yang efisien adalah:

1. Price is right. Harga saham di pasar mencerminkan semua informasi publik tentang value perusahaan yang bersangkutan. Bila perusahaan melakukan good decision maka akan menyebabkan harga saham perusahaan naik; bila perusahaan melakukan bad decision maka akan menurunkan harga saham perusahaan tersebut.

2. Manipulasi earning dengan cara mengubah metode akuntansi tidak akan mengubah harga saham perusahaan.

Prinsip 7: The Agency ProblemManagers won’t work for owners unless it’s in their best interest

Agency Problem muncul sebagai akibat adanya pemisahan antara manajemen perusahaan dengan kepemilikan perusahaan. Di perusahaan besar manajemen perusahaan biasanya dilakukan oleh para profesional. Pemisahan antara pengambil keputusan dan pemilik perusahaan, ada kemungkinan keputusan yang diambil oleh manajer adalah berdasarkan kepentingan mereka sendiri dan tidak sesuai dengan kepentingan pemegang saham.

Agency problem adalah masalah yang muncul karena ada konflik kepentingan antara agen dan principal. Agen adalah orang yang diberi otoritas untuk bertindak atas nama fihak lain yang disebut principal. Biaya yang timbul sebagai akibat adanya agency problem sulit dihitung.

Ada dua jenis agency problem:

1. Agency problem antara manajer dengan shareholders;

2. Agency problem antara shareholders dengan debt holders.

Ada dua faktor yang berfungsi mencegah atau paling tidak meminimumkan agency problem:

1. Market forces [kekuatan pasar]. Salah satu kekuatan pasar adalah major shareholders, biasanya investor institusi yang besar seperti lembaga asuransi, dana pensiun, dan lain-lain. Mereka dapat menekan manajer untuk memperhatikan kepentingan shareholders, mengancam untuk menggunakan hak voting yang mereka miliki.

2. Threat of takeover [ancaman pengambilalihan perusahaan oleh perusahaan lain.

Salah satu cara mengatasi agency problem adalah dengan struktur kompensasi manajemen. Dua jenis kompensasi manajemen:

1. Incentive plans adalah jenis kompensasi manajemen yang mengaitkan kompensasi manajemen dengan harga saham. Contoh insentive plans adalah stock option. Stock option adalah opsi yang diberikan pada manajemen untuk membeli saham perusahaan pada harga yang telah ditentukan saat opsi tersebut diberikan.

2. Performance plans adalah jenis kompensasi manajemen yang mengaitkan kompensasi manajemen dengan target ukuran keberhasilan tertentu, seperti nilaiearning per share [EPS], pertumbuhan EPS, dan lain-lain. Contoh performance plansadalah performance share dan cash bonus.

Prinsip 8: Pajak membuat keputusan bisnis bias

Prinsip 9: All Risk Is Not Equal – Some risk can be diversified away and some cannot

Risiko tidak sama besarnya, beberapa risiko dapat didiversifikasi dan beberapa risiko tidak dapat didiversifikasi. Berikut adalah yang perlu diketahui soal risiko:

§ proses diversifikasi dapat mengurangi risiko

§ risiko suatu proyek investasi dapat berubah tergantung apakah kita menghitung risiko investasi yang berdiri sendiri atau menghitung risiko investasi bersama dengan proyek lain yang juga diambil oleh perusahaan.

Prinsip 10: Perilaku beretika adalah melakukan hal yang benar dan dilema etika dalam manajemen keuangan ada di mana-mana

Perilaku beretika adalah melakukan hal yang benar. Kesulitannya adalah apa yang dimaksud dengan ‘melakukan hal yang benar’ tersebut? Konsep benar atau salah adalah konsep normatif, setiap masyarakat mempunyai ‘set of value‘ [nilai-nilai] yang mereka percaya sebagai ‘melakukan hal yang benar’.

Ethical error [kesalahan etika] cenderung mematikan karir seseorang dan mematikan peluang di waktu mendatang. Alasannya karena:

1. perilaku tidak beretika menghilangkan trust [rasa percaya dari fihak lain]. Tanpa kepercayaan dari fihak lain, bisnis tidak bisa berjalan atau berinteraksi.

2. Hal yang paling merusak yang dialami oleh suatu bisnis adalah hilangnya kepercayaan publik pada standar etika bisnis tersebut.

Hal penting lain adalah tanggung jawab sosial. Secara umum tanggung jawab sosial perusahaan [social corporate responsibility] adalah perusahaan mempunyai tanggung jawab kepada masyarakat lebih jauh dari memaksimumkan shareholders’ wealth.

http://arekpinter.wordpress.com/2011/02/09/10-prinsip-manajemen-keuangan/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terima kasih...